K-On Ritsu Tainaka

Welcome

Semoga semua informasi yang saya berikan, bisa bermanfaat untuk kita bersama...

Ganbatte ne~

A Lot Of Mysteryous Skills Appeared!

Minggu, 11 November 2012




moshi-moshi, Hana kali ini mempublish beberapa episode cerita yang didedikasikan untuk sebuah grup di facebook, yaitu Anime World School.
Pemeran-pemeran yang terdapat dalam kisah ini, adalah nick name dari para anggota grup. Dan cerita ini dibuat oleh saya, dengan nick name 'Hana' disini.
Termasuk kisah dan alurnya, semua request dari para anggota grup. Dan apabila kisah ini akan anda pakai, harap cantumkan situs ini. Terima kasih, dan selamat membaca..
.
~*Hana-chan Proudly Presents*~
~* A Random Anime Fanfiction*~
~*A Lot of Mysteryous Skills Appeared! By Hana-chan*~
~*Rated: T semi M <gore and slight lemon!>*~
~*Genre(s): Adventure, Drama, Fantasy, Friendship, Humor, (slight) Horror, Hurt/Comfort, Mystery, Parody, Romance, Spiritual, Supernatural, Tragedy*~
~*warning! Gaje, abal-abal, typo bertebaran layaknya bintang di langit (?), isinya campur-campur kaya gado-gado (?), OOC sangat, OC, slight yaoi and yuri*~
.
Hana dan Ochi langsung mengeluarkan kedua tongkat mereka. Mereka pun bersiap untuk segera menyelesaikan misi utama mereka sekarang; menghancurkan AWS. Sejujurnya, dalam diri Hana, yakni hati paling kecilnya, dia bertanya-tanya. Kenapa dia harus melakukan semua ini? Badannya ingin menolak, tapi tak bisa. Seolah-olah tubuhnya ini dikendalikan oleh Ochi.
“Hana…” sahut Ochi pada Hana yang tengah asyik dengan renungannya.
“Iya?” jawab Hana sambil memperhatikan gedung AWS yang indah itu. Tempat di mana teman-temannya tinggal dan menghabiskan waktu bersama dirinya.
Tempat indah itu…
Kini hanya akan menjadi kenangan…
“Ayo, kita segera mulai aksi kita..” ujar Ochi dengan nada serius.
“Baik..”
WHUSH
Hana langsung terbang ke atas atap gedung AWS dan menancapkan tongkatnya.
CRIING
Tak lama setelah itu, tongkatnya pun memancarkan sinar merah merekah. Hana pun menggenggam batang tongkatnya dengan erat, dan mengucapkan mantra, “Zastitnik! Blok je aktivan!
Dan tak lama kemudian, muncullah sebuah perisai bening berwarna merah yang perlahan muncul dari bawah tanah.
Sementara itu, agen Himitsu yang tengah menuju ke gerbang AWS, melihat AWS nyaris tertutup oleh perisai pengunci milik Hana!
“Oh tidak! AWS akan tertutup!” sahut Mizu panik.
“Bagaimana ini? Kalau kita tidak cepat, bisa-bisa…” Inglid mulai terlihat cemas.
“Ayo, berlari lebih cepat lagi!” perintah Seiji sambil menaikkan kecepatan berlarinya bersama yang lain. Di situasi seperti ini, Inglid bisa saja menggunakan tongkatnya, lalu merubahnya menjadi sapu terbang untuk mempercepat dirinya menuju AWS. Tapi ia tak bisa. Ia ingin semua susah dan senang ditanggung bersama-sama.
Itu semua karena dia sadar akan satu hal.
Bahwa mereka semua adalah teman..
CRIIING
Jarak mereka sudah hampir dekat dengan AWS. Tapi, melihat kecepatan tertutupnya pelindung itu terbangun, sepertinya mereka tak akan bisa masuk ke dalam AWS tepat pada waktunya.
“Sial! Bagaimana ini?!” Shujin juga mulai nampak cemas.
“Bagaimana kalau memutar?” saran Fuji.
“Tak bisa, itu memakan waktu lebih lama!” tungkas Puti.
“Dasar pelindung sialan!” Hiruma hanya menggerutu dan menyumpah-nyumpah tak jelas.
“Kita harus mencari kendaraan atau alat bantu apapun untuk menuju AWS lebih cepat! Jika terus berlari seperti ini, tak ada gunanya!” pikir Arie.
“Bagaimana kalau kita panggil monster Darkness Hole?” tanya Seiji.
Seta langsung mendelik tajam pada anak angkatnya itu, “Kau gila?! Itu tak mungkin! Lagipula, monster itu hanya bisa keluar ketika sedang bertarung. Mereka dibuat hanya sebagai petarung, di luar pertarungan seperti ini mereka tak akan keluar. Mereka tak akan berguna!”
Seiji berpikir sejenak, ‘Kenapa dia tahu sejauh itu?’
“Yang terpenting sekarang adalah…” Seta kembali berbicara, “kita harus segera menuju AWS sebelum terlambat!”
“Tapi, bagaimana caranya? Lihatlah, pelindung itu sudah hampir menutup gerbang AWS sepenuhnya!” sahut Arie.
‘Tch. Andai kau ada di sini…’ batin Seta.
Seiji juga nampak ikut membatin, ‘Kalau begini terus… Hana akan... dan AWS juga akan… akan…’
….
 “Lihat di atas sana!” ucap Mizu tiba-tiba, yang sontak membuat semua agen Himitsu menoleh ke arah yang ditunjukkan oleh Mizu.
WHUSH!
Razresenje vreme!”
CRING!
Pelindung itu pun tiba-tiba berhenti mengutuhkan (?) diri!
SRET!
Orang yang merapal mantra sebelumnya itu langsung berdiri tepat di depan pelindung yang sedang mendadak berhenti, dan menahannya dengan kedua tangannya yang bercahaya silver itu. Seta nampak kaget tak percaya melihat orang yang berada tak jauh beberapa meter darinya tersebut, ‘Dia… ada di sini?’
“Cepatlah, Seta!” perintah orang itu, “aku tak yakin bisa menahannya lebih lama lagi! Dimensinya jauh lebih besar dan luas!”
“B-baiklah!” Seta yang nampak masih agak syok langsung mempercepat kecepatan berlarinya bersama yang lain. Dan ketika jarak mereka tak jauh lagi dari gerbang AWS…
“Cepatlah… SETA!!”
“Semuanya, lompat!” perintah Seta pada seluruh agen Himitsu, yang membuat mereka semua melompat masuk ke dalam gerbang AWS yang menyisakan ruang kecil untuk mereka masuk satu per satu dikarenakan pelindung yang Hana buat.
“Bagus!” orang yang menahan pelindung buatan Hana langsung melepaskan tangannya yang sedari tadi bertugas menahan penghalang menyebalkan itu. Dan…
WHUSH!
Dia pun ikut masuk ke dalam gerbang AWS, lalu..
CRING!
Pelindung itu pun akhirnya kontan menutup seluruh wilayah AWS.
BRUK!
Orang itu langsung terjatuh tepat pada jarak yang tak jauh dari agen Himitsu. “Yah, setelah sekian lama. Aku melakukan tugasku kembali. Tapi, sepertinya aku tak akan bisa keluar lagi..”
TAP TAP TAP
SRET
Seta menyodorkan tangannya pada orang yang telah berjasa pada dirinya dan AWS secara tak langsung ini, “Bukan hanya tak bisa keluar, tapi juga tak akan ada yang bisa menolong. Baik dari pihak luar sekalipun. Benar ‘kan, Suichi?”
GREP
Orang yang dipanggil Suichi itu langsung meraih tangan Seta dan beranjak berdiri, “Ya, itu benar. Haha…”
*sementara itu…*
BRUK
Hana jatuh terduduk sambil tetap berpegangan pada tongkatnya, “Hah.. hah.. hah… kenapa? Kenapa mantraku tadi sempat terhenti? Luar biasa sekali orang yang bisa menahan mantraku itu!”
*kembali pada agen Himitsu….*
“Suichi?” tanya Puti heran. Karena dia merasa asing dengan Suichi yang memang bukan warga AWS.
“Perkenalkan, dia Suichi. Dia adalah kakakku. Oh, dan dia juga penyihir, sama seperti kita.”
“APA?!” semua nampak kaget, termasuk Hiruma.
“Aku Suichi. Salam kenal…” Suichi tersenyum dengan tampannya.
“Jadi…. Jadi… ayah punya seorang Kakak?! kenapa kau tak pernah cerita padaku?!” tanya Seiji.
“Ayah?” Suichi memandang heran pada Seiji, “Hey Seta. Sejak kapan kau menikah? Di luar dugaan, kau melangkahiku! Hahaha, sebesar itukah keinginanmu untuk memperdalam pengetahuanmu tentang wanita hingga kau memilih menikah muda? Hahaha!”
“Hoi hoi, dia bukan benar-benar anakku…” Seta nampak sweatdrop, “dia anak angkatku, namanya Seiji. Dan perlu ditegaskan, aku tak menikah muda! Aku masih suci, tahu!”
“Hoo… bagaimana ceritanya?”
“Terlalu panjang untuk diceritakan. Itu nanti saja, yang penting sekarang adalah, kita harus segera mencari dua vampire yang menjadi dalang semua kekacauan ini!”
“Vampire lagi? Aku kira kau sudah memusnahkan mereka. Bukankah kau sudah janji?”
“Itu tak mudah. Lagipula, aku belum mengingkari janjiku, ‘kan?”
“Ah, benar juga…”
Hiruma memperhatikan Suichi sejenak, ‘Teknik yang dia pakai tadi itu bukan teknik sembarangan. Teknik memberhentikan waktu itu tak bisa dikuasai dengan mudah. Itu ‘kan yang diberitahu si wakasek sialan? Tapi… kenapa dia bisa melakukannya? Dengan lihai pula… tch, saingan lagi..’
“Hn?” Suichi yang merasa diperhatikan, langsung menoleh ke arah Hiruma, “Yo. Kau pasti murid didik Seta. Senang bertemu denganmu..”
“Tch..” hanya itu respon Hiruma.
“Sekarang… bagaimana?” tanya Inglid.
“Jika kalian bertanya bagaimana..,” Ochi tba-tiba sudah muncul di atas atap AWS dan menghadap agen Himitsu beserta Suichi, “akan aku jawab!”
Ochi mengayunkan tongkatnya, dan merapal mantra, “Magiku  Bist!”
DRR DRR
Seekor makhluk raksasa—yang sepertinya—perpaduan antara tubuh leopard, sayap kelelawar, dan ekor setan muncul dari langit dan langsung terbang di antara Ochi dan agen Himitsu.
“Ambil darah mereka!” perintah Ochi yang kemudian..
CRING
Menghilang dari pandangan semua orang.
“Grrr…”
Mizu nampak agak panik, “Bagaimana ini? Kalau kita terkena serangannya sedikit saja, darah kita akan berkurang karena sudah dia serap!”
“Kita pasti bisa mengalahkannya!” ujar Seta. “Arie, Mizu, Inglid, dan Fuji tetaplah di sini untuk mengalahkan monster itu! Aku, Seiji, dan yang lain akan masuk ke dalam untuk mengevakuasi warga AWS yang lain!”
“Mengerti!” sahut keempat orang yang telah diberi perintah itu. maka dengan segera, agen Himitsu yang lain beserta Suichi masuk ke dalam gedung AWS.
“Baiklah…” Fuji segera mengeluarkan pedang kebanggaannya itu, “kita selesaikan sekarang juga!”
Mizu juga nampak bersiap-siap dengan tongkatnya, “Aku juga ingin segera mengakhiri semua ini. Aku sudah lelah!”
Inglid dan Arie juga melakukan hal yang sama, mengeluarkan tongkat mereka.
TAP TAP TAP
“Wakasek, ada apa ini?!”
“Eh?”
Arie spontan menoleh ke arah orang yang memanggilnya. Ternyata itu Tobi! Dan ada Satsuki, Kagami, Ai, Pak Ryo, juga Pak Shimichi.
“Tobi?” ucap Arie. Ia kaget. Begitu juga agen Himitsu yang lain. Wujud mereka dalam bentuk penyihir akhirnya ketahuan!
“Apa yang…. Anda lakukan dengan pakaian itu?” tanya Pak Ryo heran.
“Anda terlihat muda!” puji Pak Shimichi sempat-sempatnya.
“Yang terpenting…” Satsuki mulai bicara, “ makhluk apa itu? Besar sekali!”
“Itu monster…” jelas Mizu, “agak sulit untuk menjelaskannya sekarang. Yang penting, kalian harus segera mengevakuasi warga AWS yang lain! Biar kami yang tangani ini!”
“Mizu benar!” Fuji juga ikut berbicara, “situasi AWS sekarang sangat berbahaya! Jika tidak hati-hati, maka nyawa kalian bisa—“
“GROAA!”
WHUSH!
TRING
Sebelum monster itu menyerang dan memotong kata-kata Fuji, Inglid sudah menahannya dengan kekuatan miliknya.
“Cepatlah! Lari! Sudah tak ada waktu lagi!” ucap Inglid di sela-sela menahan monster itu.
“Pak Ryo! Pak Shimichi!” tukas Kagami dengan tegas, “maaf aku bicara tak sopan dalam situasi seperti ini! Tapi aku harap, anda berdua sebagai guru bisa masuk ke dalam dan mencari warga AWS yang lain! Kalian lebih tahu gedung ini dibanding kami. Untuk monster ini, serahkan saja pada kami!”
“Tapi, bagaimana kalau kalian terluka?” tanya Pak Ryo cemas. Sejujurnya, agen Himitsu yang bertugas di sana juga ingin menanyakan hal yang sama.
“Kam akan baik-baik saja!” ucap Ai dengan senyum manisnya, “’kan ada Pak Arie, dan yang lainnya. Hihi..”
“Tapi, kalau kami tak sanggup melindungi kalian bagaimana?” tanya Fuji.
“Itulah gunanya ada Tobi dan Satsuki di sini.” Ucap Kagami dengan pasti, sambil membetulkan letak kacamatanya.
“Baiklah kalau begitu.” Pak Shimichi dan Pak Ryo nampak mengangguk satu sama lain, “kami akan segera mengevakuasi yang lain!”
“Aku mohon bantuannya!” ucap Arie tegas.
Dan dengan itu, Pak Ryo dan Pak Shimichi segeramemasuki gedung AWS dan mencari warga AWS yang lain.
“AGH!”
DUAAAR!
BRUK!
Inglid terlempar cukup jauh, karena ia sudah tak kuat lagi menahan monster itu.
“Inglid!” Mizu segera menghampiri sahabatnya itu dan menyembuhkan lukanya dengan kemampuan mendinginkan luka miliknya.
“Terima ini, monster jeleeek!” Fuji segera melompat tinggi dan menebas tubuh monsternya. Tapi sayangna, tak ada pengaruh sedikit pun. “Apa?!”
“Bagaimana dengan ini?!” Arie segera menancapkan tongkatnya di tanah sambil merapal mantra, “Raigu Shock!”
BZZ BZZ
Listrik yang mengalir dari dalam tanah langsung merambat maju ke arah monster itu!
“Bagus, Pak!” Ai nampak kagum.
“Oh tidak!” Kagami nampak panik saat monster itu terbang untuk menghindari sengatan listrik yang tengah menuju ke arahnya.
“Terima ini!” Tobi dan Satsuki membawa satu batu besar berdua, dan segera melemparkannya sekuat tenaga ke arah monster itu!
DUAK!
“GROAA!”
“Bagus!” Satsuki nampak senang, “kena matanya!”
“Hahaha, lihat ‘kan? Kita bisa jadi kombinasi hebat!” ucap Tobi dengan lebaynya.
“Aku tak akan pernah mau jadi partnermu..”
“Yah…”
“Sekarang terima iniii!” Fuji kembali melompat sangat tinggi, dan…
CLEB!
Menancapkan pedangnya di badan monster yang sudah buta sebelah itu.
“GROAA!!”
WHUSH!
Fuji segera melompat menjauh. Tak lupa juga mencabut pedangnya.
“Sekarang!” Arie langsung mengeluarkan semua energi listriknya pada mantranya yang sudah diam pada titik di mana monster itu akan jatuh.
Monster itu pun terjatuh, dan..
BZZ BZZ
“GROAAA!” monster itu terkena sengatang listrik Arie, dan langsung tak sadarkan diri!
“Pak Arie hebat!!” ucap Kagami dan Ai.
*sementara itu…*
~Seta’s side~
Seta dan yang lainnya sudah hampir sampai di atas atap sekolah. Dalam perjalanan yang melelahkan itu, mereka bertemu dengan Ochi lagi!
“Hahaha!” Ochi tertawa dengan angkuhnya, “Tak kusangka kalian memiliki strategi yang beresiko! Baiklah, akan kubunuh sebagian lagi di sini!”
WHUSH!
Ochi langsung melesat terbang ke lantai atas, diikuti Seta, Seiji, dan Suichi. Dan disusul agen Himitsu lainnya di belakang mereka. Namun, terlambat…
Ochi menepuk tangannya sekali, dan merapal mantra, “Vementer!”
CRING
Sekilas cahaya muncul, namun langsung hilang kembali. Sejenak, para agen Himitsu yang mengikuti Ochi itu berhenti berlari.
“Apa tadi itu?” pikir Seiji bingung.
“Tak terjadi apa-apa…” ujar Seta sambil melihat keadaan sekeliling.
“Tunggu…” Suichi memicingkan matanya, dan perlahan berjalan ke arah Shujin yang berada satu meter darinya.
TAP TAP TAP
BRUK!
“Aww…” Suichi tiba-tiba menghentikkan langkahnya ketika ia melrasa menubruk sesuatu. “Ini… kaca transparan!”
“Kaca transparan?” tanya Puti bingung.
PUK
Hiruma menyentuh kaca tak terlihat itu. “Memang benar, ada kaca sialan yang menghalangi jarak kita dengan mereka.”
“Minggir…” Shujin langsung mengambil ancang-ancang, “Hiyaaah!”
DUAK!
“….” Shujin terdiam sejenak. “Sakit. Sial…”
“Kacanya tidak pecah!” Puti nampak panik.
“Bagaimana ini?” tanya Seiji pada Seta.
Seta berpikir, “Kita tak bisa membuang waktu kita di sini. Kita harus segera menyusul Ochi agar bisa menyelamtkan Hana!”
Suichi mengangguk, “Akan aku bantu. Untuk kaca ini, serahkan saja pada mereka.”
“Baik!” ujar Puti dan Shujin.
Dan tak lama kemudian, Seta, Seiji, dan Suichi berlari menyusul Ochi.
“Sekarang… bagaimana?” tanya Puti, “kita tak bisa apa-apa dengan kaca yang menghalangi kita sekarang.”
“Pasti ada cara…” ucap Hiruma sambil mencoba berpikir.
TAP TAP TAP
“Ada yang mendekat!” ujar Shujin yang lalu menyiapkan ancang-ancang (?). begitu pula Puti dan Hiruma yang langsung siap dengan tongkat dan senjatanya ketika suara derap langkah seseorang, tidak, eberapa orang, datang menghampiri mereka dari belakang.
Semakin dekat…
Makin dekat..
Dan…
“WHOA!”
Orang yang berlari paling depan langsung berhenti, disusul dengan yang lain yang ada di belakangnya.
“H-Hanamura?” ucap Puti begitu melihat orang yang tengah berlari itu.
“Puti? Shujin-senpai? Hiruma-san?” tanya Hanamura kaget. Melihat ketiga temannya itu dengan pakaian yang berbeda dari biasanya.
“Hee, pakaian kalian bagus! Dapat darimana?” tanya Lia.
“B-bagaimana ini…. Aku tak bisa menjelaskannya..” bisik Puti di telinga Hiruma yang kontan membuat telinga Hiruma merinding.
“Kau harus tahu satu hal..” Hiruma berbisik balik dengan aura yang menyeramkan, “berani kau berbisik lagi di telingaku, senapanku akan menembak jantungmu.”
Puti sweatdrop dengan sukses.
“Apa yang kalian lakukan di sini? Semua warga sudah dievakuasi, seharusnya kalian ikut kami untuk ke tempat pengevakuasian.” Tegas Agung meski wajahnya tetap datar.
“Kami bertugas menyelamatkan AWS. Bukan untuk main-main.” Ucap Shujin dengan aura yang menyeramkan.
“Ayo kita segera lari dari tempat ini!” ucap Kanou dengan harap-harap cemas.
“Memangnya di mana tempat pengevakuasian sialan itu?” tanya Hiruma.
Riku ikut menjelaskan, “Tinggal lurus saja dari sini, lalu belok kanan. Kami sudah membuat pintu rahasia yang kami bangun dibantu para guru dan arsitek sekolah seperti Agung dan Hanamura.”
“Maaf saja, tapi jalannya tertutup.” Ucap Puti, “Lihat?”
PUK
Puti menyentuh kaca yang tak terlihat itu, “Ada kaca transparan yang menghalangi jalan kita.”
“Bohong..” Hanamura mulai terlihat tegang. Ia berjalan perlahan,dan sama seperti Suichi tadi, ia menubruk kaca itu, “K-kau benar.. apa ini ulah monster yang di luar itu juga?”
“Bukan..” Hiruma angkat bicara, “Ini ulah dari dalang semua kekacauan di AWS sialan ini…”
“B-bagaimana ini? Kita tak bisa menuju ruang evakuasi! A-apalagi, kita tak memegang senjata sedikitpun!” Lia nampak sangat panik. Riku memegang kedua bahu Lia dari belakang. Mencoba menenangkannya.
Kanou berpikir sejenak, “Aku membawa cairan kimia yang bisa meledak. Apa mungkin kacanya bisa pecah dengan itu?”
“Itu tak akan berhasil…” Puti mengistirahatkan punggungnya sejenak di kaca itu, “kami sudah mencoba sebelumnya, dan gagal.”
“Kalau begitu apa yang harus kita lakukan?” tanya Riku cemas.
“Aku juga tak tahu. Sepertinya kita hanya bisa menunggu semua ini hingga berakhir dengan sendirinya. Lagipula, tak ada jalan memutar, ‘kan?” tanya Shujin.
Semua menggeleng dengan kompak.
CRIING
“Eh?” Puti merasa di belakangnya ada yang bergerak. Maka ia langsung melompat mundur, diikuti Hiruma dan Shujin!
“Grr…”
“Sepertinya, monster lagi.” Pikir Shujin.
Dan ternyata, benar saja! Seekor ular raksasa berwarna hitam keunguan muncul dari balik kaca transparan itu!
“Tch, semuanya lari!!” perintah Hiruma yang langsung berlari bersama yang lain, diikuti ular yang terus mengejar mereka.
“Ke arah sini!” ajak Hanamura pada yang lain. Mereka pun berbelok ke kanan.
Mereka terus berlari, sambil sesekali Shujin, Puti, atau Hiruma menembaki ular itu dengan lasernya.
SRET!
“Kyaa!”
“Lia!”
Lia tersandung entah oleh apa, dan Hanamura spontan menghampirinya.
“Tidak, Hanamura, jangan!” Puti langsung mengejar Hanamura yang berbalik kebelakang untuk menolong Lia. Tapi, Puti menghentikan langkahnya, karena tangannya ditarik oleh Agung. Puti hanya bisa diam.
“Ssss…” ular itu mendesis, dan begitu ia berada dekat dengan Lia, dia langsung..
SRET
Melilit Lia dengan tubuhnya!
“Gawat!” Shujin terlihat panik. Tapi lagi-lagi Agung melarangnya untuk menolong Hanamura yang nekat pergi menolong Lia di belakang sana.
“Pergi kau dari Lia, ular jelek!” teriak Hanamura yang kemudian dia mengucap sebuah mantra, “Knock drop!”
DUAK!
BRUK!
Ular itu terkena tonjokan keras milik Hanamura, dan dia pun tersungkur beberapa meter kebelakang, lalu melepas Lia dari lilitannya.
BRUK!
Lia yang terlempar pun langsung ditangkap oleh Hanamura.
“Kau baik-baik saja?” tanya Hanamura.
“Aku baik-baik saja.” Lia menjawab dengan seulas senyum.
“Ayo cepat! Ular itu tak akan diam lebih lama lagi!”
“Baik!”
Mereka semua pun kembali berlari menyusuri ruang demi ruang, dan koridor demi koridor, hingga mereka kembali ke tempat semula di mana kaca transparan terletak.
“Kau bercanda? Kita kembali ke jalur awal!” Puti nampak geram.
Hiruma masih terus memikirkan sesuatu, “Ada yang aneh. Sepertinya, rute bangunan sekolah di acak-acak oleh si vampire sialan itu!”
“Diacak? Bagaimana bisa?” tanya Riku.
“Aku juga tak tahu, tapi yang jelas, saat kita berlari, secara tak langsung dia mengubah rutenya menjadi persegi. Lalu memutar balikannya kembali ke tempat ini. Kita ada di dalam labirin buatannya!”
“Tidak mungkin!”
Puti mendelik tajam ke belakang, “Agung, awas!”
Agung berbalik ke belakang, dan…
CRING!
Agung menghalau pisau tajam yang datang dari kejauhan dengan laser berwarna putih yang keluar dari tangannya!
White blade… laser active..” gumam Agung kembali dengan wajah datarnya.
“A-apa… yang..” Puti hanya menganga, tak bisa berkata apa-apa.
“Ssss!” ular raksasa itu kembali datang untuk menerkam Lia! Namun kali ini, Lia langsung menghadangnya dengan pedang berwarna emas miliknya!
“Sword gold active…” gumam Lia dengan senyum sinis yang ia tampakkan.
“Sekarang, Riku!” perintah Kanou, yang kemudian merapal mantra, “Chemic potion!”
CRING
Sebotol cairan kimia muncul di atas tangan Kanou. Lalu, ia melemparnya ke arah Riku yang sudah melompat tepat ke depan mulut ular itu.
GREP
Riku meraihnya dengan pasti, lalu ia juga merapal mantra, “Chemic art!”
WHUSH
Cairan kimia itu ia lempar ke dalam mulut sang ular, dan hanya dalam hitungan detik…
BRUK
Ular itu pingsan.
“K-kenapa… kalian… bisa….” Pertama kalinya dalam hidup, kalian mendengar Shujin terbata-bata.
“Terkejut, eh? Kami juga.” Sahut Hanamura. “Kami mendapat kekuatan hebat ini ketika melawan vampire yang ada di lantai dua. Kami juga mengatakan semua jurus itu secara tidak sadar sih. Tapi kami tahu, bahwa kami tengah melakukan hal yang luar biasa.”
“Apa… maksudnya… ini…” Hiruma juga ternganga!
*sementara itu, di gerbang AWS*
“Hey lihat!!” Mizu memperhatikan monster itu sejenak, “Satsuki, awas!!”
WHUSH!
Monster itu langsung terbang tinggi, dan menukik tajam ke arah Satsuki!
“Oh tidak!” Fuji langsung bergegas menghampiri Satsuki, namun—
“Rasakan ini, monster jeleeek!” Satsuki mengambil ancang-ancang seperti akan menendang bola, “Kiku winto!!”
DUAK!!
Satsuki menendang perut monster itu! Author tegaskan, ia menendangnya!!
“GROAAA!”
BRUK!
Monster itu kembali terjatuh, dan agak sedikit sulit untuk bangun kali ini.
Kiku winto?” pikir Arie, “kau… penyihir?”
“Eh?” pikir Satsuki bingung. “E-entahlah… aku juga tak tahu. Aku mengatakannya tanpa aku sadari.”
“Monsternya kembali bangun!” sahut Tobi panik.
Digi, activated!” Kagami memegang batang kacamatanya, dan muncullah layar digital yang berisikan data-data tentang musuh di kacamatanya kali ini. “Dia monster tipe kegelapan! Tobi, gunakan item ini untuk membuatnya melemah! Dan pastikan kau melemparnya tepat di kakinya!”
KLIK KLIK KLIK
Kagami menekan beberapa tombol yang ada di batang kacamatanya, dan…
CRING
Muncullah sebuah bola amefuto yang bercahaya, dan Tobi genggam tepat di tangannya.
“Baiklah….” Tobi mengambil posisi, seperti akan melakukan pass, “Rudal shoot!!”
WHUSH!
Bola maefuto itu langsung melesat dengan cepat ke arah sang monster! Dan kemudian…
DUAK!
“GROAA!”
Langsung mengenai kakinya! “Yosha! Aku tak pernah merasakan pass milikku sampai sehebat itu! lihatlah, dia lumpuh sebelah!
“K-Kagami dan Tobi juga?” pikir Mizu heran.
“Ngh…” Inglid yang sedari tadi pingsan akhirnya sadar, “apa yang terjadi?”
“Nanti aku ceritakan! Sekarang pulihkan dulu lukamu!” perintah Mizu.
“Baik!”  Inglid langsung menggunakan mantra pemulihnya untuk dirinya sendiri.
“Jangan kalian pikir aku tak bisa melakukan apapun!” Ai nampak sebal karena ia sedari tadi belum beraksi, “Boob shield!”
CRING!
Sebuah perisai berwarna pink langsung muncul di depan Ai dan Kagami. Dan itu awalnya terbentuk dari cahaya kecil yang keluar dari dadanya.
“Lihat ‘kan? Perisai ini cukup untuk melindungi dua orang!” ujar Ai bangga.
“Err, apa tak ada jurus lain yang lebih normal?” pikir Kagami sweatdrop.
“D-dasar wanita…” Satsuki nampak blushing.
“WUOOO! Masa-masa remajaku akan dipenuhi hal-hal indah kali ini!!” Tobi seperti girang dengan muka yang merah juga.
“A..hahaha…” Inglid dan Mizu juga ikut sweatdrop.
‘Apa yang terjadi? Kenapa mereka bisa memiliki kekuatan sihir juga?’ pikir Arie bingung.
*di lain pihak…*
~Atap AWS~
Seiji, Suichi, dan Seta akhirnya sampai di puncak gedung AWS. Mereka melihat pemandangan yang sangat mengagetkan mata mereka. Ada Hana di sana yang sedang menggenggam tongkatnya kuat-kuat, dan Ochi yang tengah menyerap entah apa itu dari belakang Hana dengan meletakkan tangannya di atas kepala Hana.
“HANA!!” Seiji nampak kaget. Sepertinya dia sedang menyerap darah dan kekuatan Hana!
“Tenanglah, Seiji!” ucap Suichi mengingatkan. Takut-takut kalau Seiji nekat menyerang dengan tiba-tiba.
“Ayah… bagaimana ini?”
“Serahkan padaku…” Suichi pun melihat jam tangan yang ada pada pergelangan tangannya. Ia pun menekan sebuah tombol, dan muncul layar digital tepat di depannya. Ia pun menekan beberapa tombol yang ada pada layar tersebut, “Dia musuh yang cukup kuat..”
‘Ada tulisan analyzed di layarnya. Siapa dia sebenarnya?’ batin Seiji
Suichi pun menyeringai kecil, lalu ia kembali menekan layar digitalnya untuk mengucap mantra, “Darkness hole! Kurozaki!
DRR DRR
“Ssss….”
Seekor ular raksasa—lagi—yang berwarna hitam legam dan memiliki lidah berwarna ungu serta mata hijau tajamnya muncul perlahan dari sebuah cairan yang timbul di atas langit!
“K-Kurozaki?!” Seta menganga dengan sukses. “Monster miliknya Kurozaki?!”
“Ayah….” Seiji bicara sambil tetap terpukau melihat Kurozaki, sesepuh dari semua monster Darkness Hole, “Jika kau masih memiliki waktu untuk menganga seperti itu, sebaiknya kau jelaskan padaku, siapa orang ini sebenarnya?!”
*Gedung AWS….*
“Aku mendengar suara ular lagi!” sahut Puti.
“Suara ular… jangan-jangan…” Shujin langsung melirik ke luar jendela, dan dia melihat bayang seekor ular raksasa dari atap sekolah! “Siapa yang mengeluarkan ular itu?! Dia gila!!”
*Gerbang AWS…*
“M-Makhluk apa itu?!” Inglid nampak kaget melihat Kurozaki yang berukuran sangat besar di atas sana.
“I-itu… itu Kurozaki! Siapa yang memanggil Kurozaki?!” gumam Arie tak percaya.
*Kembali ke atap AWS..*
“Sekarang kau akan mati. Sebaiknya kau serahkan gadis bernama Hana itu atau ajalmu tiba…” ucap Suichi dengan menyeramkan, “Aku tak akan segan-segan membunuhmu. Karena kematianmu bukan urusanku, lagipula, ini memang sudah kewajibanku untuk membunuhmu!”
Seringai dari pria berjam tangan digital yang berdiri di atas Kurozaki itu terlihat sangat gagah dan menyeramkan.
“Siapa kau ini…” tanya Ochi dengan ragu.
“Panggil aku… Multidigi Wizard, Suichi!”
~*TO BE CONTINUED*~
.
Keep Spirit Up!
Hana-chan