Pemeran-pemeran yang terdapat dalam kisah ini, adalah nick name dari para anggota grup. Dan cerita ini dibuat oleh saya, dengan nick name 'Hana' disini.
Termasuk kisah dan alurnya, semua request dari para anggota grup. Dan apabila kisah ini akan anda pakai, harap cantumkan situs ini. Terima kasih, dan selamat membaca..
.
~*Hana-chan Proudly Presents*~
~* A Random Anime Fanfiction*~
~*Side Story: Beach!! By Hana-chan*~
~*Rated: T semi M <gore and slight lemon!>*~
~*Genre(s): Adventure, Drama, Fantasy, Friendship, Humor, (slight) Horror, Hurt/Comfort, Mystery, Parody, Romance, Spiritual, Supernatural, Tragedy*~
~*warning! Gaje, abal-abal, typo bertebaran layaknya bintang di langit (?), isinya campur-campur kaya gado-gado (?), OOC sangat, OC, slight yaoi and yuri*~
.
~Senin~Pkl. 07.00~Gym AWS~
Hari ini, minggu liburan tengah semester dimulai. Semua anggota agen penyihir rahasia tengah melakukan olahraga pagi di gym kebanggaan AWS ini. Tempatnya sangat luas, fasilitas untuk olahraganya pun lengkap. Ralat, sangat lengkap.
Dan bisa kita lihat...
Inglid dan Mizu sedang berlari diatas trade mile.
Puti dan Hana sedang...
“Aku..... sudah.... pada hitungan... 100!” ucap Puti sambil mengangkat beban sebesar 150kg.
“Tak akan kubiarkan... kau... mengalahkanku!” Hana mengangkat beban sebesar 150kg juga.
Duel, eh?
“Jangan bicara bodoh kau..... heh, kau bahkan bukan atlit sepertiku... bagaimana.. mungkin kau.. bisa.. menang?!”
“Jangan mentang-mentang kau ini... pemain basket nomor satu... jadi kau bisa meremehkanku!!”
“Kita lihat saja!”
“Heheh... aku tidak akan.. kalah darimu!!”
Maka dengan pernyataan perang tersebut, Hana dan Puti saling mengangkat barbell dengan semangat berapi-api.
Baik, tinggalkan mereka...
Sekarang, mari kita lihat Hiruma...
Ia terlihat sangat maskulin dengan T-Shirt hitamnya yang cukup ketat. Otot yang ia bangun berkat hasil latihan amefutonya terlihat sangat jelas.
Tapi, dia hanya mengelap senapannya saja sambil memakan permen karet.
“Kenapa? Kau protes karena aku tidak olah raga, author sialan?!”
Author rasa, dia tidak perlu olah raga lagi, karena klub yang ia ikuti juga klub olahraga berat. Ya sudah pindah pandangan saja... *author gemeteran*
Mari lihat Shujin. Dia....
“Hosh.. hosh.. hosh....”
Kakkoiiiii! *author berseri-seri*
Shujin mengenakan T-Shirt putih polos yang cukup tipis sehingga lekuk otot-otot dan setiap cucuran keringatnya terlihat. Dia mengangkat beban pertama, seberat 300kg. Yang kemudian ditambah 10kg per 10 hitungan.
Dan sekarang, mari kita lihat Fu...ji...
...
*author mimisan*
Fuji bertelanjang dada sambil berlari diatas trade mile. Disebelahnya ada Seiji yang juga bertelanjang dada sambil duduk meminum sebotol air mineral dan mengelap keringatnya dengan handuk kecil.
Haaah.. andai saja author membawa kamera saat ini..
Empat laki-laki yang sangat keren... *fly*
Dan tak lama kemudian, Inglid mematikan trade mile nya, lalu beranjak istirahat.
“He? Sudah selesai?” tanya Mizu sambil tetap berlari diatas trade mile.
“Iya.. aku lelah..” jawab Inglid sambil mengelap keringatnya. “Hmm, aku mandi duluan ya... sudah tak enak.. hehe..”
“Okay, nanti aku menyusul sebentar lagi!”
“Hu’um..”
Inglid pun pergi meninggalkan gym dan menuju ke kamar mandi.
“Aku juga mulai bosan... sebaiknya aku cari udara segar saja...” ujar Hiruma lalu kemudian melangkah keluar gym menuju entah kemana.
BRUK!
Shujin menyimpan kembali alat-alat olahraga yang ia pakai (termasuk barbell yang tadi). Ia pun mengelap keringatnya dan meminum segelas air mineral.
“Hey, Fuji! Seiji!”
Yang dipanggil menoleh ke arah Shujin.
“Ayo kita mandi.. rasanya badanku sudah tak enak sekali baunya..”
“Ide bagus...” Fuji mematikan trade mile nya dan meneguk segelas air mineral juga. “Aku juga merasa sudah cukup olahraganya... emm, Mizu!”
Mizu menoleh. “Iya?”
“Mau ke asrama lagi? Kami akan segera mandi..”
“Kenapa tidak mandi di kamar mandi gym ini?”
“Malas ah.. aku malas mengantri.. hehehe...”
“Ya sudah, aku ikut kalau begitu!” Mizu mematikan trade mile nya dan berjalan menghampiri Fuji. “Ayo!”
“Kau bagaimana? Tak mau mandi sekarang?” tanya Shujin pada Seiji.
“Aku akan menyusul...”
“Baiklah kalau begitu..”
Maka Shujin, Fuji, dan Mizu beranjak ke asrama.
Tinggallah Seiji, Hana, dan Puti. Ia mendekat ke arah dua gadis yang tengah bersaing ketat itu.
“Mau sampai kapan kalian olah raga terus?” tanya Seiji dengan sweatdrop.
“DIAAAM!” bentak Puti dan Hana bersamaan.
“Err.. ya sudahlah..” Seiji pun akhirnya pergi meninggalkan Puti dan Hana yang masih terus bersaing di gym itu.
*15 menit kemudian...*
BRUK!
Hana dan Puti meletakkan kembali barbell mereka ke tempat semula. Nafas keduanya memburu. Mereka seimbang, tak ada yang kalah jumlah dalam mengangkat barbell tersebut.
“Awas ya, lain kali aku pasti menglahkanmu!” ujar Puti sambil mengelap keringatnya dengan handuk.
“Kutunggu...” Hana menyeringai.
“Tapi...”
“Eh?”
“Kuakui.. tadi itu cukup menyenangkan... aku tak pernah merasakan hal senyaman ini bersama teman-temanku.. terima kasih ya..”
Hana terbelalak, lalu kemudian tersenyum. “Sama-sama..”
“Nah... ayo kita lekas mandi!”
“Hmph!”
Hana dan Puti beranjak menuju ke kamar mandi.
*lalu...*
~kamar Hana~
BRUK
“Haaah...” Hana duduk di tepi kasurnya. Lelah.
“Capek sekali... tapi jujur saja.. tadi itu memang menyenangkan...”
Baru saja Hana hendak menidurkan dirinya—
“Ayo ke aula, ada pengumuman...”
“SEIJI!? Sejak kapan kau disitu?!”
“Hm? Kenapa? Bukannya kau sudah terbiasa? Seharusnya reaksimu tidak usah begitu...”
“Iya, tapi paling tidak ketuk pintu dulu sebelum kau masuk!!!”
“Sudahlah ayo cepat...”
Seiji menyeret Hana dengan kecepatan kilat sambil memasang wajah bodoh.
“Jangan seret aku begini, Seijiii!!”
~Aula Sekolah~
Arie berdiri diatas mimbar dan bersiap untuk memulai pidato singkatnya. Terlihat semua murid juga mulai mengambil tempat duduk. “Ehem...” Arie menarik nafas perlahan, dan memulai pidatonya.
“Nah, selamat pagi anak-anak...”
“Pagi Paaaak...”
“Alasanku mengumpulkan kalian disini, untuk menyampaikan beberapa hal. Yang pertama, kita semua tahu, bahwa sekarang sudah memasuki masa liburan. Jadi, tadi saya, kepala sekolah, dan guru-guru lain mengadakan rapat. Dan hasil keputusan rapat itu adalah, sekolah kita kali ini akan mengadakan acar liburan yang berbeda. Untuk pertama kalinya, AWS akan mengadakanliburan keluar sekolah!”
“HOREEEEE!!!”
Hana merasa heran, dan bertanya pada Mizu. “Hey, memangnya di AWS tidak pernah liburan keluar sekolah ya?”
“Tidak.. di AWS jika libur ya tetap di dalam sekolah, tak boleh keluar...”
“Apa?! Jadi kita berlibur di dalam sekolah dan hanya dengan melakukan kegiatan itu-itu saja?!”
“Ya, tepat.. makanya, kau harus mengikuti sebuah klub kalau kau tidak ingin hidupmu bosan... tapi syukurlah, liburan kali ini, AWS mengadakan acara keluar.. kira-kira kemana ya?”
Arie kembali berpidato. “Dan kami semua telah memutuskan secara seksama, bahwa liburan kali ini, kita akan pergi ke pantai!”
“Huoooooo!!” para laki-laki nampak sumringah.
Sedangkan para wanita harap-harap cemas.
Terdengar sedikit percakapan antara dua anak perempuan di belakang Hana.
“Bagaimana ini? Bagaimana kalau saat kita ganti pakaian mereka mengintip?”
“Yang lebih parah, aku takut ketika kita berenang mereka melihat dengan tatapan aneh! Apalagi kita pakai baju renang!”
“Tapi coba kau pikir sisi baiknya, kita bisa melihat banyak pria tampan dan bisa berkeliaran bebas diluar AWS!”
“Iya juga sih.. tapi.. aaah, tetap saja!”
Hana sweatdrop mendengar pembicaraan mereka. “Yah, memang ada benarnya juga sih...”
Dan akhirnya, Arie terus berbicara mengenai apa yang harus diperhatikan saat liburan nanti, dan hal-hal lainnya.
*tak lama kemudian...*
~atap sekolah~
Seiji, Fuji, Mizu, dan Hana tengah berkumpul dan membicarakan soal acara liburan ke pantai besok.
“Huft, aku tak yakin acara itu akan berjalan lancar..” ujar Hana memulai pembicaraan.
“Tapi bukankah akan jadi acara yang menyenangkan? Apalagi, sekarang musim panas, pasti cocok sekali tuh untuk berenang di pantai.. iya tidak, Seiji?” ucap Fuji dengan menampakkan sedikit seringai.
Seiji menanggapi dengan senyum misterius. “Iya, kau benar.. akan jadi hari terindah dan paling menyenangkan dalam sejarahku sekolah disini...”
“Dari tatapan kalian seperti ada yang mencurigakan..” Mizu sweatdrop.
“Dasar mesum..” cibir Hana.
Kedua laki-laki itu hanya cengar cengir.
*esok harinya...*
~gerbang AWS~pkl. 05.30~
“Nah, bagaimana? Apa semua siap?” tanya Seta.
“SIAAAP!” sahut seluruh siswa dengan membara.
Seiji yang berdiri di samping ayahnya berbisik, “Ayah, apa tidak apa-apa?”
“Maksudmu? Kalau ada yang macam-macam, nanti akan kena hukum kok.. sudah ayah persiapkan dan pikirkan matang-matang..”
“Bukan itu... biji berdarah milik kita yang kita sembunyikan di AWS.. apa akan aman?”
“Oh, tenang saja.. sudah kutempatkan beberapa anjing penjaga dan satpam super peka di beberapa sudut penting di sekolah..”
“Apa mereka bisa kita percaya?”
“Aku sudah memberikan sedikit sentuhan sihir pada mereka, jadi kau tenang saja..”
“Baguslah kalau begitu...”
Seiji kembali mendekati gerombolan yang lain.
Dan dengan ini, acara liburan di pantai dimulaiii!
*5 jam kemudian...*
Setelah melalui perjalanan yang sangaaaat panjang. Serta setelah melalui berbagai rintangan seperti mabuk, pusing, mual, dan sebagainya, akhirnya seluruh penghuni AWS sampai di pantai.
“HUOOOO!!!”
Semua langsung terpesona dengan pemandangan indah yang disuguhkan oleh pantai tersebut.
“Ayo semua, kita ke hotel dan memesan kamar..” ujar Seta sambil memimpin jalan di depan. Semuanya hanya mengikuti.
*kemudian...*
~kamar Seta~
Seta memesan kamar VVIP khusus untuknya pribadi. Ia tengah di balkon sambil memperhatikan murid-murid yang mulai berlarian ke pantai untuk melakukan aktivitas masing-masing.
Seta melihat ke arah bibir pantai. Ada semua anggota agen penyihir rahasia tengah bermain-main disana.
Kemudian ia melihat ke tengah-tengah pantai, ada Tobi disana yang tengah dikerumuni gadis-gadis karena aura hot nya.
Dan ia juga melihat ke arah beberapa kedai yang berjajar disana, ada anggota OSIS yang sedang asyik makan dan belanja.
Ia melihat ke arah bibir pantai sebelah utara, ada Riku dan Kanou yang tengah memeriksa kadar garam air laut untuk bahan penelitian. Bisa dipastikan, sepertinya dia tidak niat berenang.
Dan di jejeran kursi pantai, ia melihat Satsuki yang tengah membaca sebuah buku. Sepertinya ia tetap ingin menjaga nilainya di tengah liburan. Mungkin gara-gara kejadian dengan Seiji dan Hana waktu itu.
Ia juga melihat Agung yang tengah memperhatikan Hanamura dan Lia yang sedang menikmati masa romantis di pinggir pantai dengan tampang datar andalannya.
Ah, sepertinya Seta memang tidak salah mengadakan liburan ini. Memang tak ada salahnya sekali-kali keluar dari lingkungan sekolah untuk menikmati dunia luar.
“Aku senang mereka semua menikmatinya...” gumam Seta dengan seulas senyum.
TOK TOK
Seseorang mengetuk pintu kamar Seta. “Masuk...”
CKLEK
Ternyata itu Arie.
“Bagaimana keadaanmu? Tidak berenang?” tanya Arie. Terlihat ia membawa beberapa tas besar. Mungkin untuk mempersiapkan pesat nanti malam.
“Nanti saja... aku sedang ingin memastikan kondisi murid-murid yang lain..”
“Oh, ya sudah.. setelah membereskan semua ini, aku juga akan langsung pergi berenang.. jadi, jika kau berminat, kita berenang bersama...”
“Ya, aku akan menyusul.. bersenang-senang saja duluan..”
“Baiklah...”
BLAM
Pintu pun tertutup seiring dengan perginya Arie dari kamar Seta.
“Yah, kurasa memang sudah waktunya memanjakan diri..” gumam Seta lalu bergegas mengganti pakaiannya.
*sementara itu...*
~di tengah pantai~
“Kyaaa, otot-otot yang begitu kekar!”
“Dia sangat tampaaaan!”
“Betapa mempesonanyaaaa!”
“Aaaah, aku bisa pingsaaan!”
Yak, itulah suara-suara yang terdengar ketika Tobi tengah dikerumuni para gadis.
“Haha, tenanglah nona-nona, aku tahu aku begitu mempesona, tapi jangan rebutan begitu ya? Aku bisa semain hot jika kalian terus mengerumuniku seperti ini!”
“Tuan, boleh aku pegang ototmu yang kekar itu?” ucap salah seorang gadis.
“Tentu nona manis, kenapa tidak?” ujar Tobi dengan tampang memikatnya.
“Kyaaa! Aku juga mau!!”
“Aku juga mau!”
“Aku juga mauu!”
“Oh, sulitnya menjadi pria idaman wanita.. hahaha..” gumam Tobi sambil menikmati suasana yang tengah ia jalani.
Dan anda bisa membayangkan sendiri apa yang terjadi selanjutnya.
*lalu...*
Terlihat di salah satu kedai penjual makanan, Kagami tengah menikmati setusuk sate dengan tenang dan damai.
“Hah.. rasanya sudah lama sekali aku tak merasakan ini... benar-benar nikmat dan damai.. dan juga, jauh dari berbagai urusanOSIS dan siswa berandalan...” gumamnya sambil mendelik ke arah Shujin dengan tajam.
~di bibir pantai~
“Hm?”
“Kenapa?” tanya Puti pada Shujin.
“Entalah... aku merasa... ada seseorang tengah menatapku dengan tampang yang sangat mengerikan dan menyebalkan..”
“Oh ya?”
“Ah, lupakan saja...”
~kembali ke kedai~
“Haah, lupakan saja dia, dan kembali menikmati indahnya hari ini....”
BRUK
Seseorang duduk di samping Kagami sambil menyimpan beberapa belanjaannya.
“Ai? Ya Tuhan, kau belanja banyak sekali!”
“Tak usah sampai terkejut begitu, Kagami! Kau kan sudah biasa melihatku seperti ini! Fashionable! Hehe...”
“Y-ya... tapi bagaimana kau membawa semua ini saat pulang nanti?” kagami sukses sweatdrop.
“Ah, itu urusan udah! Ngomong-ngomong, aku tidak melihat guru-guru sedari tadi! Kemana mereka?”
“Mungkin mereka memiliki acara sendiri.... acara orang dewasa...”
“Hey, apa menurutmu mereka juga akan berenang?”
“Kau menantikan Pak Seta ya?” Kagami sweatdrop lagi.
“Waah, bagaimana kau tahu?!”
“Sudah kuduga...” Kagami melirik ke arah pantai. “Oh, bukankah itu Pak Arie?”
“Mana? Mana?”
Terlihat dengan begitu sexy, mempesona, hot, bahkan mengalahkan hot nya Tobi, Pak Arie berjalan ke tepi pantai dan bersiap berenang.
“Kereeeen!” gumam Ai dengan wajah yang berseri-seri.
Kagami sweatdrop kembali. Daripada terus menerus sweatdrop, Kagami memilih menikmati satenya lagi.
“HUOOOOOH, Kagami, lihat ituuu! Itu Pak Seta!!! Kyaaa!!”
Kagami menoleh. Dan untuk pertama kalinya, ia blushing melihat seorang laki-laki. Apalagi ini kepala sekolahnya sendiri. Betapa tidak, Seta terlihat sangat keren, cool, sexy, hot, mempesona, menarik, dan lain sebagainya dengan celana renang dan penampilan bertelanjang dada! Tak heran murid-murid wanita pun jatuh cinta pada pria berusia 20 tahun ini. Terutama Ai. Ia sangat mengidolakan kepala sekolahnya ini.
Kagami hanya tersenyum maklum melihat reaksi Ai dan kembali asyik dengan satenya.
*sementara itu...*
~bibir pantai utara~
Kanou sedang menemani Riku untuk penelitian kadar garam air lautnya. Ia sekilas melihat Seta yang tengah berjalan mendekati semua agen penyihir rahasia.
“Kanou, bisa ambilkan aku—Kanou?” Riku merasa aneh melihat Kanou dengan ekspresi blushing begitu. “Kanou, jika kau mau melihat gadis-gadis yang memakai bkini nanti saja, sebentar lagi aku selesai kok! Makanya kita percepat penelitian ini agar—“
“Tidak...”
“Eh?”
“Aku melihat yang lebih sexy dari wanita memakai bikini...”
“He?” Riku menoleh ka arah pandangan Kanou tertuju. “Oh Tuhan, itu Pak Seta?! Tampannya...” Riku pun ikut blushing.
Tak disangka, bahkan laki-laki pun bisa ikut terpanah.
*kemudian....*
~di bibir pantai~
“Yo...” Seta menghampiri seluruh agen penyihir rahasia.
BLUSHED
Keempat penyihir seksi ini saling menunjukkan muka merah padamnya ketika melihat penampilan Seta.
“S-Seta-sama?” tanya Hana terbata-bata. Takut jika yang ia lihat bukan Seta.
“Kenapa? Kaget? Ini bukan pertama kalinya aku bertelanjang dada kok...”
“I-iya... tapi... ini pertama kalinya kami melihat Seta-sama dengan penampilan begini...”
“Sudahlah, kalian juga terlihat tampan dan cantik kok.. ayo, kita berenang..”
Seta pun berlari ke arah pantai, dan mulai menceburkan dirinya ke laut.
BYURRR
Mata para gadis semakin berkilauan ketika melihat Seta yang tengah berenang, mengambang, dalam keadaan basah kuyup, dan pose-pose lainnya.
“W-wah, aku tak sangka Seta-sama bisa menyedot banyak perhatian publik..” Hana sukses mengeluarkan sweatdropnya.
“Sudah tak aneh... aku bahkan bosan melihatnya...” ujar Seiji.
“Ayahmu itu memang hebat..” Agung tiba-tiba muncul di belakang Seiji dan Hana dengan tampang datarnya.
“Wah?! Sejak kapan kau disitu?!” Hana tersontak kaget.
“Sekitar satu menit yang lalu..”
“Ahahah... begitu..”
“Yah, Pak Seta memang keren..” ucap Lia tiba-tiba disamping kiri Agung. “Tapi tidak sekeren Hanamuraaaa... hehehe...”
“Ah, j-jangan berlebihan.. hehe..” ujar Hanamura tiba-tiba (juga) disamping kanan Agung.
“Walaah, senangnya yang sedang kasmaran..” cibir Hana dengan bibir manyunnya.
Seiji hanya terdiam, dan memperhatikan pembicaraan Hana, Agung, Lia, dan Hanamura.
*malam harinya...*
~ruang makan~
Setelah puas berenang dan bersenang-senang di pantai, seluruh penghuni AWS mengadakan pesta makan malam. Pesta itu begitu meriah, semua terlihat santai dan menikmati pesta itu. Yah, hari ini mereka harus benar-benar bersenang-senang, agar esoknya saat mereka kembali ke AWS, badan dan pikiran mereka sudah segar.
Terlihat Lia dan Hanamura sedang asyik pacaran.
“Hanamura...”
“Iya, Lia?”
“Senang ya, bisa berduaan di tengah meriahnya pesat seperti ini..”
“Iya, kau benar..”
...
“HEY, KALIAN!”
“Wuah!!”
Terlihat Pak Ryo sudah ada dibelakang Lia dan Hanamura secara tiba-tiba dan dengan aura yang menyeramkan.
“Kalian berdua sudah berani berduaan di depan umum?! Akan kumasukan kalian ke daftar murid brengsekku!!”
“Maafkan kami Pak...”
...
“Wah, enaknya ya, yang sedang kasmaran.. hidup penuh warna...” gumam Hana sambil meneguk minumannya. Dan memeprhatikan Lia juga Hanamura yang tengah diceramahi oleh Pak Ryo.
“Hana..” panggil Seiji.
“Iya?”
“Ikut aku...”
“Eh? Kemana?”
“Sudah, ikut saja..”
*kemudian...*
~di pinggir pantai~
“Seiji...”
“Hm?”
“Kenapa.. kau mengajakku kemari?”
“Tidak apa-apa...”
“Kalau begitu lebih baik tidak usah!! Pasti akan lebih menyenangkan jika kita ada di pesta dan—“
“Lihatlah...”
“He?”
Hana menoleh ke arah tangan Seiji menuju. Pantulan sinar bulan purnama yang begitu terang dan indah menambah romantis suasana. Bulan purnama yang nampak jelas terlihat itu membuat Hana terpesona.
“Indahnyaaa...”
“Bagaimana?”
“Hah?”
“Hidupmu sudah lebih berwarna?”
“A-apa maksudmu?!”
“Kau bilang kasmaran itu menyenangkan.. bisa berduaan, dan membuat hidup lebih berwarna...”
“Aku tidak menambahkan kata ‘bisa berduaan’..”
“Tapi yang namanya orang kasmaran harus tetap berduaan kan? Jika tidak, suasananya tidak akan terasa..”
BLUSHED
“I-iya... benar juga..”
“Setidaknya... aku hanya bisa memberikanmu pemandangan ini saja...”
“T-tidak apa, ini pun sudah lebih dari cukup...”
...
Hening kembali...
DEG DEG DEG DEG
Jantung Hana berdegup kencang. Ia sangat bingung harus bicara apa lagi.
“Hana...”
“I-iya?”
“Kenapa? Wajahmu merah sekali... kau gugup?”
“T-tidak! Aku tidak apa-apa!”
“Apa kau sakit? Sudah kubilang, jangan berenang di pantai terlalu lama...”
“A_aku tidak sakit!”
“Benarkah?”
Seiji menempelkan keningnya di kening Hana. “Benar.. kau sehat...” ia tersenyum simpul.
“Seiji... wajahmu.. terlalu dekat..”
“Kenapa? Bukankah yang namnya berduaan harus seperti ini?”
“T-tapi...”
“Kumohon...”
“Eh?”
“Jangan menghindar lagi dariku...”
“Hah?”
“Aku juga ingin merasakan bagaimana rasanya kasmaran.. Hana...”
“Dasar bodoh kau.. Seiji..”
Seiji semakin menyempitkan jarak wajah antar keduanya. Hingga ketika jarak wajah mereka hanya tinggal 2 senti lagi..
PSYUUU...
BLEDAR! DUAR!
Kembang api pun terbang diatas langitnya malam, dan bersinar terang, menambah indahnya malam dan pemandangan bulan purnama.
Seiji dan Hana otomatis menghentikkan sesi ‘hampir’ berciuman mereka, dan melihat indahnya kembang api bersama.
“Indah..” gumam Hana.
“Iya... ini pasti bagian dari pesta..”
“Kau yang merencanakannya..”
“Bagaimana kau tahu?”
“Apa yang tidak kutahu tentang dirimu? Hehe...”
“Ah, bisa saja kau ini..”
“Hehe, Hana gitu lho...”
Dan malam itu pun berakhir, seiring dengan habisnya kembang api yang menyala di udara.
~*TO BE CONTINUED*~
.
Keep Spirit Up!
Hana-chan
0 komentar:
Posting Komentar