moshi-moshi, Hana kali ini mempublish beberapa episode cerita yang
didedikasikan untuk sebuah grup di facebook, yaitu Anime World
School.
Pemeran-pemeran yang terdapat dalam kisah ini, adalah nick name dari para anggota grup. Dan cerita ini dibuat oleh saya, dengan nick name 'Hana' disini.
Termasuk kisah dan alurnya, semua request dari para anggota grup. Dan apabila kisah ini akan anda pakai, harap cantumkan situs ini. Terima kasih, dan selamat membaca..
.
Pemeran-pemeran yang terdapat dalam kisah ini, adalah nick name dari para anggota grup. Dan cerita ini dibuat oleh saya, dengan nick name 'Hana' disini.
Termasuk kisah dan alurnya, semua request dari para anggota grup. Dan apabila kisah ini akan anda pakai, harap cantumkan situs ini. Terima kasih, dan selamat membaca..
.
~*Hana-chan Proudly Presents*~
~* A Random Anime Fanfiction*~
~*The Path and Faith You Choose! By Hana-chan*~
~*Rated: T semi M <gore and slight lemon!>*~
~*Genre(s): Adventure, Drama, Fantasy, Friendship, Humor,
(slight) Horror, Hurt/Comfort, Mystery, Parody, Romance, Spiritual,
Supernatural, Tragedy*~
~*warning! Gaje, abal-abal, typo bertebaran layaknya
bintang di langit (?), isinya campur-campur kaya gado-gado (?), OOC sangat, OC,
slight yaoi and yuri*~
.
~Mizu and Fuji’s Side~
“Ngh…” Fuji mencoba
bangun dari pelukan Mizu yang sedari tadi terus mencoba menyembuhkan luka-luka
yang ada padanya.
“Hati-hati, Fuji…”
Mizu membantu Fuji untuk bangun.
“Terima kasih…”
“Tak masalah..”
“Kita sudah terlalu
lama membuang waktu di sini. Sebaiknya, kita pergi. Kita bantu yang lain!”
“Baiklah!” Mizu
beranjak berdiri. “Tapi.. apa kau.. tidak apa-apa?”
Fuji pun ikut berdiri,
dan menyentil kening Mizu pelan, “Kau meragukan aku, eh?”
“T-tidak!”
“Hahaha, ya sudah, ayo
cepat!”
“Hu’um!”
Maka Mizu dan Fuji
berlari meninggalkan lokasi pertempuran mereka, dan segera menyusul ke tempat Inglid
juga Shujin.
~Inglid and Shujin’s
Side~
Dira mengeluarkan
seringai dan clurit raksasanya. Berharap pertempuran yang lebih ganas muncul
kali ini. Mengingat terakhir kali dia bertemu Shujin dan Inglid di AWS, mereka
nampak sangat lemah.
‘Semoga pertarungan
kali ini lebih menarik…’ batin Dira.
Shujin dan Inglid juga
nampak siaga.
“Aku berharap lebih
dari kalian hari ini…” sahut Dira.
“Berharap…. Lebih?”
gumam Inglid. “Apa maksudnya?”
“Pasti dia
menginginkan sesuatu dari kita!” pikir Shujin.
“Dari pada banyak
berbasa-basi lagi, kita langsung saja mulai sesi kematian kalian..” ujar Dira
yang kemudian mengambil sebuah seruling.
Seruling? Apa ini
jurus yang sama dengan Anchi?
Jika anda bertanya
seperti itu, maka jawabannya adalah, YA!
Dira meniupkan melodi-melodi
yang mungkin bisa sukses membuat bulu kuduk kita berdiri. Inglid dan Shujin
nampak semakin waspada.
“Ini.. gawat..” gumam
pria dengan tubuh tinggi kekar itu.
SREK SREK SREK
Puluhan vampire muncul
dari bawah tanah!
“Kyaa! Zombie!” teriak
Inglid panik.
“Mereka vampire!”
sahut Dira sambil sempat-sempatnya sweatdrop.
“Apapun itu, lebih
baik kita segera habisi mereka!” Shujin langsung berlari dan mengeluarkan laser
dari tongkatnya. Lekas dia menghabisi vampire itu. “Inglid, daripada kau hanya
terus berpanik ria, lebih baik kau membantuku!”
Inglid yang serasa
tersadar dari kepanikannya, langsung merespon, “Hah? O-oh, iya! Baiklah!”
Inglid pun langsung menghampiri Shujin dan membantunya.
Kedua penyihir itu
mulai menghabisi vampire itu satu per satu.
Sama seperti Fuji dan
Mizu, Inglid dan Shujin juga mengalami kesulitan dalam mengalahkan
vampire-vampire itu. Anchi mungkin memberikan keringanan, tapi bagaimana dengan
Dira? Dia jauh berbeda sifat dengan Anchi. Dia sangat dingin, dan merupakan
orang yang ‘tega’.
Akankah Shujin dan
Inglid berhasil?
Shujin mengeluarkan
laser andalannya, begitu juga Inglid. Dengan kekuatan vampire yang satu level
di atas mereka, tentu akan cukup sulit bagi mereka agar bisa mengalahkannya.
“Hahaha! Kalian lemah!
Kupikir akan ada perkembangan, nyatanya tidak!” Dira menghilang—sebenarnya
bergerak dengan sangat cepat, hingga pergerakkannya tak terlihat oleh kasat
mata—lalu seketika dia muncul di belakang Inglid!
Inglid sontak kaget,
“A-apa?!”
“Rasakan ini!! Sayatana gatta!” Dira memukul bagian pinggang Inglid,
namun dengan mantra yang tadi ia ucapkan, serangan fisiknya pun terasa jauh
lebih kuat! Padahal jika dipikir dengan logika, belum tentu ada gadis yang
mampu menepis badan seseorang hingga terpental jauh, hanya dengan satu tangan
kosong! (Jika kalian bingung seperti apa tepisan Dira, silahkan lihat Eyeshield
21 saat pertandingan Shinryuuji melawan Deimon. Di sana, terlihat moment saat
Agon melakukan tackle terhadap Sena.
Nah, tackle Agon itu yang dipakai
oleh Dira. Namun Dira memperkuatnya lagi dengan mantra.)
SREEEK BRUK!
Inglid terpental cukup
jauh, dan akhirnya membentur sebuah pohon besar. Bahkan pohon tersebut sempat
bergetar akibat benturan itu. “Itte!”
ucap gadis berambut kuning keemasan itu. “Hebat… hanya tepisan fisik biasa,
tapi bisa melemparkanku hingga sejauh ini!”
Shujin nampak geram.
“Kekuatannya bisa saja lebih dari pada kekuatan fisikku yang biasa.”
Dira tersenyum sinis.
“Bagaimana? Kalian terkejut? Hahaha! Kalian tidak ada apa-apanya kalau hanya
terus begini! Mati kalian!”
WHUUUSH
Dira lagi-lagi
bergerak dengan kecepatan kilat!
SREK
“Sayonara….” Dira
sudah tepat di belakang Shujin, dan dia siap menepis punggung Shujin lebih jauh
dari pada Inglid!
Dira pun mengangkat
tangannya, dan mengayunkan lengannya, lalu—
GREP!
“Hah?”
“Hah?!”
Dira yang pertama
merespon, disusul dengan Inglid.
Ayunan tangan Dira
yang begitu kuat itu tertahan oleh kekuatan cengkraman milik Shujin!
“A-apa?!” Dira nampak
tak bergeming, sedangkan Inglid mulai kembali bangkit untuk mengalahkan vampire
sementara Shujin mengurusi Dira.
Shujin terus mencoba
menahan tangan Dira, “Kalau dalam hal kekuatan, aku tak akan kalah!!” Shujin
pun melempar Dira sejauh mungkin! “Hiyaaaah!!”
WHUSSSH SREK
BRUK!
Dira terpental cukup
jauh, hingga dirinya membentur sebuah pohon besar juga seperti Inglid.
“Dia…. Dia kenapa?”
Dira nampak geram dan kesakitan, namun terus berusaha bangkit. “Bukankah…
bukankah tadi dia sangat lemah?”
BUAK!
“Ugh!” Inglid terkena
serangan salah satu vampire!
Shujin hanya
menyeringai, dan memegang tongkatnya kuat-kuat. “Sudah kubilang bukan?” Shujin
mengarahkan tongkatnya pada vampire-vampire itu, “kalau dalam kekuatan, aku tak
akan kalah!!”
PSYUUU~
BLEDAR!!
Kekuatan yang sangat
dahsyat keluar dari tongkat Shujin. Sinar lasernya nampak begitu terang, dan
total menghabisi semua pasukan vampire yang ada!
Inglid dan Dira
lagi-lagi hanya bisa mengucapkan, “Hah?!”
“Hah… hah… hah…”
Shujin nampak agak terengah-engah.
Inglid langsung
berinisiatif mentransferkan sedikit energi pada Shujin. Ya, setidaknya ini
salah satu teknik Inglid yang tidak dimiliki siapapun.
“Kau tak apa, Senpai?”
tanya Inglid sambil terus mentransferkan energinya.
“Hn…” hanya itu
jawaban Shujin.
Terlihat dari jauh,
Dira nampak menggenggam cluritnya dengan erat. “Kupastikan kau mati kali ini..
monster sialan…”
Shujin menoleh, dan
berdiri kembali. Inglid juga mengikuti.
“Monster?” pikir
Shujin. “cukup bagus, tapi sayangnya aku kurang begitu suka dengan julukan
itu.. bisa diganti yang lain? Yang terkesan lebih jahat! Hahaha!”
“A-ano.. Senpai,
sepertinya, jika kau berkata begitu, dia bisa—“
“Kau diam saja,
Inglid!”
“Eh?”
“Dia cuma lalat kecil
yang harus segera dibasmi! Serahkan saja ini padaku! Sebaiknya kau jaga jarak, bisa-bisa
kau terkena serangan kami!”
“Tapi, aku juga ingin membantu!”
“Tapi kalau kau mati,
siapa yang mentransferkan energi padaku nanti?! Peranmu sangat penting, jangan
sampai kau terluka!”
“B-baiklah…”
Inglid pun mengambil
jarak sejauh yang ia bisa dan mencoba melindungi dirinya serta meningkatkan
kewaspadaan. Takut-takut nanti terjadi sesuatu pada dirinya di luar dugaan.
Siapa yang tahu, ‘kan?
Shujin mengacungkan
tongkat dan perisainya. “Mari. Kita mulai.”
“Kau pikir aku akan
semudah itu membiarkannya menonton kita?” ucap Dira tiba-tiba. “sebaiknya dia
menonton di tempat yang lebih nyaman…”
Dira mengambil pisau
bulan alias cluritnya yang berukuran besar itu. “Sudah lama aku tak menggunakan
teknik ini semenjak Prem mengatakan padaku bahwa teknik ini terlarang…” gumam
Dira sambil mengusap clurit berbahan metalnya itu. “tapi kurasa, setelah ini
aku pasti dimarahi oleh Prem, karena sudah melanggar kata-katanya. Ya sudahlah,
daripada kalian tidak enyah…”
Dira pun tersenyum
sinis. “Mari, kita mulai pestanya…”
WHUSH!
Dira melompat sangat
tinggi, dan membuat gerakan berpola bulan sabit oleh cluritnya dari bawah
melengkung ke atas, “Hilgarria Moon!”
CRIING
Ada pola-pola aneh
bercahaya warna gothic di depan Dira. Dira menampakkan senyum terlebar dan
tersinisnya. Tak lama, ia mengatakan, “Kai!!”
BZZZT!
Pola aneh itu berubah
menjadi tali listrik yang kontan melesat ke arah Inglid dan mengikatnya!
“Aggh!!” Inglid
terkena sengatan lisrik dari mantra Dira!
“Belum selesai!” Dira
melanjutkan kembali aksinya.
WHUUUSH
Lagi-lagi dalam
sekejap ia berhasil tiba-tiba muncul di belakang Inglid yang tengah tersetrum
itu. Namun, Dira sedikit mengambil jarak, agar tidak ikut terkena setruman
jurusnya sendiri.
TREK
Dira menodongkan
cluritnya itu tepat di leher Inglid. Sekali Dira tarik cluritnya, putuslah
kepala Inglid.
Shujin hanya terpaku
melihat pergerakan Dira yang begitu cepat itu. Mulut Shujin juga terlihat
menganga dengan lebarnya.
“Sekali kau bergerak,
kutarik clurit ini!” ancam Dira.
Sementara Inglid terus
berteriak kesakitan karena terus menerus terkena strum.
Situasi ini sukses membuat
Shujin semakin bingung. ‘Bagaimana ini?’ batinnya.
“Hahahaha! Lihat? Apa
yang kukatakan itu benar ‘kan? Kalian ini sebenarnya sangatlah lemah! Yang
membuat kalian kuat itu hanya omongan kalian sendiri untuk memberi support bagi diri kalian juga! Kalian
nyatanya tak bisa apa-apa!” cibir Dira sempat-sempatnya.
“Tch….” Shujin semakin
geram, dan semakin erat memegang tongkat serta perisainya.
“Dan oh, apa waktu itu
kalian bilang? Kekuatan dari persahabatan atau apapun itu namanya! Hah?
Hahahaha!! Kau tahu? Itu hanya OMONG KOSONG!”
“Grr..”
“Hadapilah kenyataan
anak kecil! Bersikaplah idealis dalam menghadapi hidup! Yang namanya kekuatan
dari persahabatan itu mana mungkin ada? Ini bukan dunia dongeng seperti
Cinderella atau Snow White!”
“SHUT THE FUCK UP!!!”
“Eh?!”
“Kau tahu, apa julukan
yang pantas untuk orang yang tong kosong nyaring bunyinya sepertimu? WHAT A SHIT GIRL YOU ARE! Kau pikir aku
peduli dengan semua kata-kata bodohmu itu?! Tanpa kau tarik clurit sialanmu
itu, Inglid pasti akan segera mati akibat setruman perlahan yang kau berikan!
Jadi…. Jadi….”
CRIIIING
“APA GUNANYA AKU HANYA
TERUS BERDIRI DIAM SEPERTI ORANG BODOH DI SINI SEMENTARA TEMANKU DALAM AMBANG
KEMATIAN?!”
PRANG!
Shujin memecahkan
kartu elemennya.
CRING CRING
Tongkat dan perisai
miliknya perlahan menghilang!
Jadi, apa ini artinya
Shujin kehilangan senjatanya? Oh tentu tidak…
Dia sekarang memang
hanya terlihat seperti menggunakan tangan kosong, namun kekuatannya yang
sebenarnya adalah mengendalikan bebatuan, tanah,dan benda keras lainnya, baik yang terbuat dari metal, baja, besi,
bata, dan lain-lain.
Shujin sempat sweatdrop melihat perubahan pada
dirinya, “Entah kenapa, tapi aku merasa kurang terlihat keren.. ah ya
sudahlah!”
Shujin terlihat
mengangkat tangannya, dan menonjok tanah yang selalu tersedia untuknya 24 jam
nonstop itu. “Bahno Ruky!!“
DRR
DRRRR
Tanah
sempat berguncang dengan keras.
KREEK
Mendadak,
sebuah tangan yang sangat besar dan terbuat dari semacam bebatuan keluar dari
dalam tanah, dan langsung memutus tali listrik milik Dira, lalu mengambil
Inglid dan menariknya ke tempat yang aman. Bahkan terlihat, Inglid juga sudah
sangat lemas karena berteriak terus menerus, ditambah lagi dengan listrik yang
mengaliri tubuhnya itu.
Shujin
menghampiri Inglid sejenak untuk mengecek kondisinya.
“Kau tak apa?” tanya
Shujin dengan wajah…err.. cemasnya.
Inglid hanya
mengangguk dengan lemas. Jawaban anggukan saja sudah cukup untuk Shujin agar
bisa memastikan bahwa kondisi temannya itu dalam kategori ‘selamat’.
Sambil menunggu Inglid
pulih, Shujin kali ini kembali menghadapi Dira. Wajah Dira nampak sudah tidak
karuan karena harus menahan rasa kesal dan marah.
“Kenapa? Kenapa kau
bisa melakukan hal bodoh seperti tadi?!” Dira nampak semakin benci pada Shujin.
“Hn… entahlah… kalau
aku tahu, aku pasti sudah memberitahumu dari awal dengan kerennya sambil
berkata, ‘lihatlah jurus baruku ini! Pahlawan kebenaran akan segera datang!’
Hahahahahaha!!!” Shujin tak kuat menahan tawa saat ia memeragakan gaya ala
pahlawan kesiangan yang memperlihatkan kekuatan sesungguhnya di saat terakhir.
Lol..
“BERISIIIIIKKK!!” dari
kepala Dira nampak sudah muncul asap saudara-saudara.
“Kenapa? Kau mau
melihat kekuatanku yang sesungguhnya? Aah, jangan repot-repot sambil memasang
wajah malu-malu begitu. Lihat mukamu, kenapa sangat merah? Hahaha!!”
“AKU MARAH, BODOH!”
“Kau marah? Ya ampun,
kenapa wajah marahmu itu terlihat abstrak sekali ya? Hahaha! Atau mungkin
memang wajahmu itu sudah abstrak? Ya ampun, aku lupa! Vampire wajahnya memang
abstrak! Huahahahaa!!”
“HENTIKAN OCEHANMU!!”
Inglid yang sudah
mulai sedikit pulih hanya bisa sweatdrop.
“Senpai mulai benar-benar cerewet. Rasanya sangat tidak biasa.. hahah…” namun
seketika, Inglid menyadari satu hal. “Tidak biasa? Tunggu! Jangan-jangan Senpai
memang sengaja memancing Dira agar dia tidak mengangguku yang sedang dalam
proses pemulihan!? Ditambah lagi, Senpai pasti sadar betul, kalau dia akan
membutuhkanku untuk menemaninya bertarung melawan Dira nanti! Sasuga Senpai!!”
Inglid pun
berinisiatif untuk mempercepat proses pemulihannya.
Sementara itu, Shujin
masih terus asyik memancing Dira. “Apakah aku harus datang ke istanamu itu, dan
kemudian mengetuk pintu sambil berkata, ‘Nona Diraa! Darahnya sudah siap!’ tapi
bagaimana kalau ternyata yang kau minum itu bukan darah tapi jus tomat?
HAHAHA!!”
Dira semakin marah
saudara-saudaraaa!! “Aku minum jus berkualitas tiga kali sehari dari stok yang
disediakan oleh setiap tahanan! Ditambah lagi, aku juga terkadang mengkonsumsi
sayuran segar untuk menjaga berat badanku! Aku juga tak lupa selalu dimasker
setiap pagi sebelum tidur agar wajah pucatku ini terlihat halus, mulus dan
bercahaya! Krim pagi dan malam juga tak pernah lupa untuk selalu kupakai!
Ditambah lagi aku selalu berusaha menyempatkan waktu untuk di massage mingguan!”
“Oh ya? Dan apa
menurutmu kecantikanmu itu bisa membuatku terkecoh?”
TRIK
Shujin menjetikkan
jarinya, “jawabanku adalah… TIDAK!”
DRRRR!!! DRRR!
“Hah?!” Dira tersontak
kaget saat tanah berguncang dengan keras.
*Untuk menambah tegang
suasana saat membaca, silahkan nyalakan lagu yang berunsur menyeramkan (?)*
Shujin pun mengucap
mantra, “Kallio Booli!”
Shujin
mengangkat tangannya ke atas, dan mengepalkannya seolah ingin meninju matahari
(hiperbolis sekali).
BUAK
Satu
batu berukuran kecil menghantam kening Dira. ”Agh!!”
BUGH
Satu
batu berukuran sedang mengenai perut vampire itu.
DUAK
Satu
batu berukuran besar menghantam punggung Dira!
BUAGH
DUAK BUGH DUAR
Dengan
jumlah batu yang tak terhitung, dan ukurannya yang terus membesar, serta
kecpatannya yang terus bertambah, Dira pun akhirnya sukses babak belur!
Ditambah dengan kondisi Dira yang sempat lelah akibat mantra pamungkasnya yang
terlarang itu, Dira tak sempat melawan.
BRUK!
Batu
terbesar berhasil menindih tubuh Dira. Dira sukses tak bergerak sekarang.
”Sial....”
gerutu Dira sambil mencoba melepaskan dirinya dari tindihan batu itu.
”Hah...
hah... hah...” Shujin nampak semakin lelah karena terlalu banyak mengeluarkan
energi.
Perlahan....
Perlahan...
Perlahan...
Pandangan
Shujin semakin buram...
Dan....
BRUK
Shujin
pun tumbang kelelahan.
”Senpai!!”
Inglid berinisiatif mentransferkan
energi pada Shujin.
CRIIING
Seberkas
cahaya yang cukup terang Inglid masukkan ke dalam tubuh Shujin, dan
membiarkannya menyebar ke seluruh organnya agar Shujin pulih total. Inglid pun sejenak
menggusur Shujin ke tempat yang lebih aman untuk sementara.
Sekarang
dia harus membereskan Dira hingga titik akhir. ’Senpai sudah berbuat sejauh
ini, aku tak mungkin diam saja! Aku juga harus berusaha yang terbaik!’
SREK
Dira
yang sedari tadi terus mencoba menggeser batu raksasa yang menindihnya itu,
akhirnya berhasil meski hanya bisa tergeser 5 cm.
Inglid mulai
panik, dan mulai mencari jalan keluar. ’Bagaimana ini? Bagaimana? Aku
menghadapi musuh yang begitu kuat sendirian! Bagaimana ini?!’
TES
Inglid menitikkan
setetes air mata. ’Jika vampire itu berhasil meloloskan diri dari batu yang
diberikan Senpai, aku harus bagaimana?’
SREK
Dira berhasil
menggeser batu itu lagi. ”Yosh, aku harus terus berusaha mendorong batu ini!”
’Aku... aku harus
bagaimana? Aku takut...’
TRRK
Inglid menggigit
bibir bawahnya sendiri. ’Apa.. apa aku harus terus seperti ini? Tidak...
kekuatan bukan datang dari teman... bukan dari musuh... bukan dari jurus...
tapi...’
DRRR
”Yosha, aku
bebaaas!!” Dira beranjak berdiri.
’Tapi....’
”Hm? Apa? Jadi si
mulut banyak och itu sudah tak berdaya akibat jurusnya sendiri? Menyedihkan...”
’Tapi...’
”Ooh, apa yang
kita punya di sini? Seorang gadis penakut yang kerjanya hanya memberikan energi
dan energi. You’re useless, girl!”
’Tapi....’
TRENG
Dira mengambil
kembali cluritnya yang sempat jatuh akibat terkena serangan batu bertubi-tubi
tadi.
CRIIING
Kartu elemen
Inglid bersinar!
”A-apa?!” Dira
sontak kaget.
”Sekarang aku
sadar....” Inglid mengayunkan tongkatnya yang bersinar terang bagai matahari
itu. ”bahwa kekuatan yang sebenarnya bukan didapat dari siapapun...
melainkan...”
PRANG!
”...dari DIRI
SENDIRI!”
CRIIIIIIIIIIING
”S-silau!!” Dira
menutup matanya dan menahan datangnya cahaya berlebih dengan tangannya.
Inglid berubah?
Tidak...
Tidak ada perubahan
sama sekali pada Inglid. Tapi, seluruh tubuh Inglid jadi bersinar sangaaaaaaaat
terang.
Dia seperti Dewi
Cahaya yang turun dari langit!
Dan yang lebih
tak terduga lagi, bola mata Inglid yang berwarna kuning itu berubah menjadi
warna merah dan ada gambar pola pentagram juga di matanya! Percis seperti Fuji!
Jangan-jangan....
”Akan kutunjukkan
padamu....” Inglid membuat pola seperti pentagram dengan warna kuning emas yang
berkilau. ”kekuatanku yang sebenarnya!!”
”Gate!! Open!”
Pola pentagram
yang dibuat Inglid pun berubah menjadi sebuah gerbang emas.
Inglid pun
memutar-mutar tongkatnya sambil mengucapkan nama dari monster Darkness Hole
yang lain, ” Laulu Taivaan, TENSHI!!”
CRIIING
Suara indah nan
merdu terdengar. Namun dari liriknya, sepertinya lagu nyanyian untuk surga atau
semacamnya. Tak heran, kuping Dira seketika langsung panas.
”Agggh! Tidak!!
Tidaaaak!! HENTIKAN NYANYIANNYA!!”
SRET SRET SRET WHUSH WHUSH
WHUSH
Dira terus
mengayunkan cluritnya secara tidak terarah.
Kemudian, Inglid
langsung menodongkan tongkatnya tepat ke arah Dira yang berada sejajar dengan
gerbang surga itu. Inglid pun mulai mengucap mantra, ”Wanga Vuto Wa Binguni!”
CRRIIING
WHUSSSH
Sebuah
bola cahaya yang begitu besar, datang dengan sinar yang amat terang ke hadapan
Dira. Pandangan Dira menjadi kabur, dia pun melemah.
“Hentikan!!”
rintih Dira.
“Ini
adalah takdir dan jalan yang kupilih, dengan keputusanku sendiri! Karena aku
yakin, aku tak boleh terus menerus membebani teman-temanku!” tegas Inglid.
KREEEK
Bola
tersebut terbelah dua dengan lebarnya.
SRET
Inglid
pun menarik tongkatnya, dan—
GREP!
“TIDAAAAAAAK!!”
Bola
tersebut menyedot Dira ke dalamnya, dan mengurungnya di dalamnya beserta cahaya
yang menyilaukan itu. Kemudian, bola yang sudah mengurung Dira itu langsung
masuk kembali ke dalam gerbangnya, dan gerbang tersebut tertutup perlahan
seiring dengan teriakan kesakitan serta rintihan Dira yang terus menjadi-jadi.
Perlahan
gerbang itu mulai menghilang...
Perlahan...
Perlahan...
Perlahan...
Perlahan...
Perlahan...
Perlahan...
Dan...
PSYU!
Total
lenyap dari pandangan, dan suara Dira pun sudah tak terdengar lagi...
Hening....
Situasi
menjadi sangat hening...
Hingga...
“Ingliiiiid!”
Fuji dan Mizu datang menghampiri sambil memanggil Inglid yang masih belum sadar
betul dengan kondisinya yang sebenarnya saat ini.
Dan
lambat laun, mata Inglid juga berubah kembali menjadi normal...
“Ugh...”
BRUK
Inglid
jatuh terkapar diatas tanah, dengan kondisi yang sangat lemas. “Hah... hah...
hah...” Inglid nampak terengah-engah.
Mizu
berinisiatif memberikan pertolongan pertama pada Inglid, sementara Fuji mencoba
menyadarkan Shujin setelah dirinya sudah cukup pulih sehabis diberikan transfer
energi dari cahaya pemberian Inglid.
“Senpai,
kau baik-baik saja?” tanya Fuji sambil mencoba membantu Shujin bangun.
“I-iya..
aku tak apa...” ujar Shujin agak lemas. “yang terpenting sekarang, mana
Inglid?”
“Di
sana..” Fuji menoleh pada Mizu yang tengah memberikan pertolongan pada Inglid.
“Inglid jatuh terkapar tepat setelah dia mngalahkan vampire yang kalian
hadapi.. syukurlah, kami datang tepat pada waktunya..”
“Inglid...
dia.. menghabisi vampire nya seorang diri?”
“Ya,
dari situasi yang kulihat, sepertinya begitu... selain itu...” Fuji sekilas
menyadari bahwa mata Inglid sempat berubah seperti dirinya tadi. Berwarna
merah, dan ada lambang pentagram tertera.
“Selain
itu?”
“Err,
bukan apa-apa. Nanti setelah Inglid pulih, akan kuceritakan semuanya..”
“Oh,
baiklah...”
“Sekarang
sebaiknya, kita cek kondisi Inglid..”
“Hu’um..”
Shujin
dan Fuji pun mendekati Mizu dan Inglid.
“Bagaimana?”
tanya Fuji.
Mizu
tersenyum simpul, “Tenang, dia baik-baik saja...”
“Syukurlah...”
Shujin menghela nafas lega.
“Tak
lama lagi, dia juga akan segera pulih..” jelas Mizu.
‘Inglid...’
Fuji membatin, ‘apakah dia juga memiliki kekuatan yang sama sepertiku?’
*sementara itu...*
~Hiruma’s
Battlefield~
Seringai
muncul dengan lebarnya di bibir setan itu. “Kekeke, muncul satu lagi orang
sialan yang mendapat ilham (?) dari dewa. Tidak, bukan dewa, tapi dewi. Cahaya
sialannya benar-benar mengganggu...”
Prem
mengernyit, “Dira.... apa dia sudah....”
~Puti’s
Battlefield~
“Energi
yang luar biasa! Hangatnya sangat terasa tadi!” pikir Puti.
“Dira
benar-benar payah...” gumam Schyte.
~Arie’s
Battlefield~
“Pemanggil
monster Darkness Hole yang lain, eh?” pikir Kaori.
“Dari
sumber energi tadi, tidak terasa seperti Shujin. Mungkin lebih kepada...
Inglid...” pikir Arie.
~Seta’s
Battlefield~
“Tidak....
Tenshi telah terpanggil dan keluar dari ‘gerbangnya’....” mulut Seta menganga
lebar sambil memperhatikan arah lokasi pertarungan dari jendela.
“Hahahaha!
Murid-muridmu itu memang hebat. Kami kehilangan lagi anggota kerajaan yang
lain...” ujar Yogi dengan sinisnya.
“Orang
yang dapat memanggil monster Darkness Hole tak patut dibanggakan! Itu kekuatan
yang beresiko tinggi dan melanggar aturan sihir!”
“Apa
peduliku? Yang melakukannya kan muridmu, bukan aku! Jadi dia yang akan terkena
getahnya! Hahaha!”
“Tch...”
~Seiji’s
Battlefield~
“Luar....”
“Biasa...”
“Sekali...”
Ujar
Seiji, disusul Hana, kemudian Ochi. Entah kenapa, tapi sepertinya mereka malah
jadi kompak.
“Inglid...
apa dia baik-baik saja?” pikir Seiji harap-harap cemas.
“Sepertinya,
ada yang sudah tersisihkan lagi...” Hana menoleh ke arah Ochi dengan dingin.
Ochi
agak tegang menghadapi situasi sekarang. Ternyata, teman-teman Seiji sudah
lebih kuat. Setidaknya, itu yang dipikirkan Ochi.
GLEK
Ochi
hanya sanggup menelan ludah sambil tak tahu harus berkata apa.
~Hiruma’s
Battlefield~
“Kuharap,
sekarang kita bisa sedikit lebih serius setelah sedari tadi hanya melakukan
pemanasan kecil...” ujar Prem dengan geram.
Seringai
lebar terpampang di wajah setan AWS itu, “Kau bisa bersenang-senang denganku
selama yang kau mau...”
TREK!
DUAAAR!
~*TO BE CONTINUED*~
Keep Spirit Up!
Hana-chan